Jumat, 08 Juni 2012

makalah kelompok 7: Perkembangan Telekomunikasi di Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak masa Adam dan Hawa. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemapuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.
            Kapan manusia mulai mampu berkomunikasi dengan manusia lainnya, tidak ada data autentik yang dapat menerangkan tentang hal itu. Hanya saja diperkirakan bahwa kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain secara lisan adalah peristiwa yang berlangsung secara mendadak. Everett M. Rogers menilai peristiwa ini sebagai generasi pertama kecakapan manusia berkomunikasi sebelum mampu mengutarakan pikirannya secara tertulis.
            Usaha-usaha untuk manusia berkomunikasi lebih jauh, terlihat dalam berbagai bentuk kehidupan mereka di masa lalu. Pendirian tempat-tempat pemukiman di daerah aliran sungai dan tepi pantai, diplih untuk memudahkan mereka dapat berkomunikasi dengan dunia luar menggunakan perahu, rakit, dan sampan. Pemukul gong di Romawi dan pembakar api yang mengepulkan asap di Cina adalah simbol-simbol komunikasi yang dilakukan oleh para serdadu di medan perang.
Dalam berkomunikasi, manusia menggunakan lebih banyak gerak-gerik, sikap tubuh dan mimik, tetapi perumusan pesan itu sendiri lebih dimungkinkan oleh adanya bahasa dan lambang-lambang yang dapat dipahami bersama.
Kemampuan untuk menggambar atau menuliskan lambang-lambang yang memiliki arti adalah sutau keunikan dari spesies manusia, dan ini menjadi salah satu perbedaan paling signifikan antara manusia dengan mahluk yang lain di bumi ini. Manusia sudah mulai menggambar dan melukis lambang-lambang di batu sejak tahun 35.000 SM, dan ilustrasi-ilustrasi serupa ini menjadi sebuah bagian penting dalam kehidupan manusia selama berabad-abad.
Perkembangan komunikasi antarmanusia tidak terlepas dari pengaruh naluri kemanusiaan itu sendiri. untuk bertahan hidup manusia membutuhkan manusia yang lainnya untuk saling membantu. Sementara pada tahapan saling memberikan bantuan inilah proses komunikasi akan sangat dibutuhkan.
Telekomunikasi berasal dari gabungan dua kata, yakni “tele” yang berarti far off atau jauh dan “communicate” yang berarti to share atau komunikasi. Jadi, telekomunikasi bisa diartikan sebagai “komunikasi jarak jauh”. Berdasarkan the Annex of the Constitution of the International Telecommunication Union (ITU), “Telecommunication means any transmission, emission or reception of signs, signals, writing, images and sounds or intelligence of any nature by wire, radio, optical or other electromagnetic systems”. Sinyal adalah segala sesuatu yang dapat dilihat (visual), didengar (audible) ataupun elektrik.
Sinyal tersebut dapat dihasilkan dari berbagai media, seperti api yang menyala, asap, bendera, lampu, drum, senapan, telegraph, telepon, radio, dan sebagainya. Dalam berbagai literatur sejarah disebutkan bahwa telekomunikasi sudah dilakukan manusia sejak ribuan tahun yang lalu menggunakan media yang sangat sederhana, seperti drum, api, air, maupun asap. Berikut ini adalah tahapan-tahapan perkembangan telekomunikasi.

1.1 Definisi telekomunikasi
Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam kaitannya dengan 'telekomunikasi' bentuk komunikasi jarak jauh dapat dibedakan atas tiga macam:
a.       Komunikasi Satu Arah (Simplex). Dalam komunikasi satu arah (Simplex) pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh :Pager, televisi, dan radio.
b.      Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex) pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP.
c.       Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi semi dua arah (Half Duplex)pengirim dan penerima informsi berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh :Handy Talkie, FAX, dan Chat Room
Untuk bisa melakukan telekomunikasi, ada beberapa komponen untuk mendukungnya yaitu :
  • Informasi : merupakan data yang dikirim/diterima seperti suara, gambar, file, tulisan
  • Pengirim : mengubah informasi menjadi sinyal listrik yang siap dikirim
  • Media transmisi : alat yang berfungsi mengirimkan dari pengirim kepada penerima. Karena dalam jarak jauh, maka sinyal pengirim diubah lagi / dimodulasi agar dapat terkirim jarak jauh.
  • Penerima : menerima sinyal listrik dan mengubah kedalam informasi yang bisa dipahami oleh manusia sesuai yang dikirimkan.
dalam mengubah informasi menjadi sinyal listrik yang siap dikirim, ada dua model yang dipakai. Pertama adalah mengubah informasi ke sinyal analog dimana sinyal berbentuk gelombang listrik yang kontinue (terus menerus) kemudian dikirim oleh media transmisi. Kedua adalah sinyal digital, dimana setelah informasi diubah menjadi sinyal analog kemudian diubah lagi menjadi sinyal yang terputus-putus (discrete). Sinyal yang terputus-putus dikodekan dalam sinyal digital yaitu sinyal "0" dan "1". Dalam pengiriman sinyal melalui media transmisi, sinyal analog akan terkena gangguan, sehingga di sisi penerima sinyal tersebut terdegradasi. Sementara untuk sinyal digital, selama gangguan tidak melebih batasan yang diterima, sinyal masih diterima dalam kualitas yang sama dengan pengiriman.

1.2  Sejarah Telekomunikasi
1.2.1 Telekomunikasi Pada Masa Permulaan

Pada masa ini, telekomonikasi  dilakukan menggunakan media yang sangat sederhana. Drum digunakan oleh masyarakat asli Afrika, New Guinea dan Amerika Selatan. Di Cina, masyarakat menggunakan "Tamtam", suatu lempengan logam besar berbentuk bundar yang digantungkan secara bebas sehingga bila dipukul akan menimbulkan bunyi keras yang dapat terdengar sampai jarak yang jauh.
Pada abad ke-5 sebelum Masehi, kerajaan Yunani kuno dan Romawi menggunakan api untuk berkomunikasi dari gunung ke gunung atau menara ke menara. Telekomunikasi dilakukan oleh prajurit khusus dengan saling memahami kode berupa jumlah nyala api. Telekomunikasi ini digunakan saat perang dan hanya efektif pada malam hari.
Pada abad ke-2 sesudah Masehi bangsa Romawi menggunakan asap sebagai media telekomunikasi. Mereka membangun jaringan telekomunikasi yang terdiri dari ratusan menara hingga mencapai 4500 kilometer. Setiap menara bisa mengeluarkan asap yang dapat dilihat oleh menara lain yang berada di dekatnya. Sistem telekomunikasi ini digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan militer dalam menjalankan pemerintahan atas daerah jajahan yang semakin luas.
Pada abad ke-4 sesudah Masehi, Aeneas the Tactician mengusulkan sistem telekomunikasi menggunakan air yang disebut hydro-optical telegraph. Sistem telekomunikasi ini memanfaatkan ketinggian air sebagai kode-kode dalam berkomunikasi. Sistem ini bisa mengirimkan pesan dengan sangat cepat dari satu tempat ke tempat lain.
            Pada masa Revolusi Perancis, Claude Chappe menemukan alat telekomunikasi yang disebut mechanical-optical telegraph atau sering disebut semaphore. Alat tersebut berupa suatu batang yang dapat digerakkan menggunakan tali sehingga bisa membentuk berbagai simbol/huruf yang jumlahnya mencapai 196 (huruf besar, kecil, tanda baca dan angka). Alat tersebut dipasang di atas atap gedung sehingga bisa terlihat dari jarak jauh. Jaringan telegraph menggunakan alat tersebut dioperasikan pada tahun 1794 ketika tentara sukarela mempertahankan Perancis dari serangan Austria dan penjajah lainnya. Jaringan tersebut terdiri dari 22 stasiun dengan jangkauan 240 kilometer. Pengiriman pesan sejauh itu hanya membutuhkan waktu 2 sampai 6 menit.
a.    Telekomunikasi Elektrik
Telegraph elektrik komersial pertama dibangun di Inggris oleh Sir Charles Wheatstone dan Sir William Fothergill Cooke. Jaringan telegraph elektrik ini beroperasi dengan jangkauan 21 kilometer di the Great Western Railway pada 9 April 1839. Samuel Morse, bersama Alfred Vail berhasil membangun suatu telegraph yang bisa merekam pesan ke dalam gulungan kertas. Sistem ini menjangkau 64 kilometer antara Washington, DC dan Baltimore pada 24 Mei 1844. Jaringan telegraph di Amerika berkembang hingga 32.000 kilometer pada tahun 1851. Selanjutnya, jaringan kabel telegraph yang melewati lautan Atlantic (antara Amerika dan Eropa) selesai dibangun pada 27 Juli 1866 . Sepuluh tahun kemudian (1876), telepon konvensional ditemukan oleh pemuda berusia 29 tahun bernama Alexander Graham Bell dan asistennya, Thomas Watson (22 tahun). Pada masa itu, telepon merupakan penemuan sangat penting karena bisa mengirimkan pesan suara melalui jaringan kabel. Hal ini membuat telekomunikasi semakin alami, sangat cepat dan bisa dilakukan siapa saja. Suara Graham Bell yang mengucapkan kalimat "Mr. Watson, come here, I want you!" adalah suara pertama yang berhasil dikirimkan melalui kabel pada tanggal 10 Maret 1876.
Telepon komersial mulai dijalankan pada tahun 1878 di New Haven, Connecticut. Enam tahun kemudian, jaringan telepon sudah menjangkau Boston, Massachusetts dan New York City_ Pembangunan jaringan kabel telepon membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama. Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha menemukan sistem telekomunikasi tanpa kabel (wireless telecommunication). Usaha ke arah ini sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1832 ketika James Lindsay mendemonstrasikan wireless telegraphy di hadapan para mahasiswanya. Pada tahun 1854, dia berhasil mengirimkan pesan, dari Dundee ke Woodhaven yang berjarak sekitar 3 kilometer, menggunakan air sebagai media transmisinya. Pada tahun 1893, Nikola Tesla menggambarkan dan mendemonstrasikan secara detail mengenai prinsip-prinsip wireless telegraphy. Dia menggunakan peralatan yang berhubungan dengan sistem radio. Sebelum tahun 1900, Reginald Fessenden berhasil mengirimkan pesan yang berupa suara manusia tanpa melalui kabel (wireless). Pada bulan Desember 1901, Guglielmo Marconi berhasil membangun wireless communication antara Inggris dan Amerika yang membuat dia mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 1909. Pada tanggal 25 maret 1925 di London, John Logie Baird (Skotlandia) berhasil mengirimkan pesan berupa gambar siluet bergerak. Pada bulan Oktober 1925, Baird berhasil mengirimkan gambar bergerak yang sebenarnya atau televisi menggunakan Nipkow disk sehingga dikenal sebagai televisi mekanik. Selanjutnya, Baird berhasil membangun televisi berwarna menggunakan cathode-ray tubes.

b.   Telekomunikasi Berbasis Komputer
Sejak ditemukannya komputer elektronik pada dekade 1930-an, perkembangan telekomunikasi menjadi sangat cepat. Berbagai usaha dilakukan untuk mengirimkan data dari satu komputer ke komputer lainnya. Pada tanggal 11 September 1940, George Stibitz berhasil mengirimkan masalah-masalah komputasi menggunakan teletype ke Complex Number Calculator di New York dan menerima hasil komputasinya di Dartmouth College, New Hampshire. Konfigurasi komputer terpusat ini tetap populer sampai era 1950-an . Pada dekade 1960-an, para peneliti mulai melakukan penelitian tentang packet switching yang memungkinkan data-data dikirim ke komputer-komputer lain tanpa melalui mainframe yang terpusat. Pada tanggal 5 Desember 1969, para peneliti berhasil membuat suatu jaringan 4-node antara the University of California (Los Angeles), the Stanford Research Institute, the University of Utah dan the University of California (Santa Barbara). Jaringan komputer ini selanjutnya menjadi ARPANET, yang pada tahun 1981 sudah berisi 213 node. Pada bulan Juni 1973, suatu node dari luar Amerika ditambahkan ke dalam jaringan komputer tersebut. Selanjutnya ARPANET bergabung dengan jaringan jaringan komputer lainnya sehingga membentuk Internet. Pada bulan Agustus 1982, protokol electronic mail (e-mail) yang dikenal dengan SMTP mulai diperkenalkan. Pada bulan Mei 1996, HTTP/1.0 atau protokol yang memungkinkan hyperlinked Internet berhasil diimplementasikan. Kedua protokol inilah yang membuat telekomunikasi berbasis komputer menjadi sangat populer.

1.2.2  Telekomunikasi Saat Ini
Kehadiran internet membawa perubahan yang sangat besar bagi dunia telekomunikasi. Saat ini, jutaan komputer sudah terhubung ke jaringan internet dan menyediakan sangat banyak informasi yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja di seluruh dunia. Berbagai aplikasi berbasis internet sudah banyak digunakan, seperti e-commerce, e-learning, video conference, e-government, dan sebagainya. Dengan semakin banyaknya sumber informasi di internet, maka muncullah beragam mesin pencari (search engine) yang sangat memudahkan pengguna internet dalam menemukan informasi yang dibutuhkan. Yahoo dan Google adalah dua contoh search engine yang sangat populer saat ini. Satu aplikasi penting lainya adalah Wikipedia, yakni ensiklopedia bebas yang menyediakan informasi tentang suatu istilah tertentu secara sangat lengkap dengan segala referensi yang digunakan. Aplikasi internet lainnya yang sangat penting adalah mailing-list yang merupakan kelompok diskusi menggunakan e-mail. Saat ini, ribuan mailing-list dari beragam komunitas sudah memenuhi jaringan internet. Dari sisi software, keberadaan internet telah membuat manusia bisa berkomunikasi dengan sangat mudah.
Bagaimana dengan kondisi hardware? Perkembangan hardware tidak bisa lepas dari software. Keduanya saling mendukung. Perancangan hardware menjadi sangat mudah dan cepat dengan adanya software yang powerful. Sebaliknya, software yang kuat, cepat dan biasanya berukuran besar hanya bisa dibangun dan berjalan dengan baik jika hardware komputer (processor, memory, harddisk, dsb.) menyediakan kebutuhan yang diperlukan. Saat ini, hardware telekomunikasi sudah sangat maju. Jaringan telekomunikasi, baik yang berbasis kabel maupun wireless, sudah memiliki kecepatan sangat tinggi hingga Megabyte per detik. Di negara-negara maju, pengaksesan data dari benua lain memiliki kecepatan yang hampir sama dengan pengaksesan data dari harddisk. Dengan demikian, data-data multimedia (teks, suara, gambar dan video) sudah bisa dikirimkan melalui internet.
Sebagian negara sudah menggunakan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP) yang memungkinkan komunikasi suara melalui jaringan internet. Hal ini membuat biaya telekomunikasi menjadi semakin murah. Komputer yang berukuran sangat kecil dan terintegrasi dengan handphone sudah umum digunakan. Terjadi konvergensi antara telekomunikasi berbasis suara dengan data-data lainnya: teks, gambar, dan video. Teknologi Bluetooth memungkinkan sebuah handphone bisa berkomunikasi tanpa kabel dalam jarak dekat dengan beberapa perangkat lainnya seperti komputer, printer, scanner, dan sebagainya. Handphone berbasis jaringan 3G (generasi ke-3) sudah bisa digunakan untuk pengiriman data multimedia.

1.2.3 Telekomunikasi Masa Depan
Para ahli, secara personal maupun institusi, mencoba menggambarkan kondisi telekomunikasi masa depan dengan beragam sudut pandang, pendekatan dan istilah. Ray Kurzweil adalah salah satu ahli yang mencoba memberikan gambaran telekomunikasi masa depan. Dalam bukunya yang berjudul “The age of Spiritual Machines: When Computers Exceed Human Intelligence”, Kurzweil memprediksi bahwa pada tahun 2009 sebuah PC seharga US$ 1000 akan dapat melakukan sekitar satu triliun kalkulasi per detik. Komputer akan menjadi sangat kecil, menempel pada pakaian dan perhiasan. Sebagian besar transaksi bisnis rutin berada di antara manusia dan personalitas virtual. Telepon dengan terjemahannya (translating telephone), pemanggil dan yang dipanggil bisa menggunakan dua bahasa berbeda, akan digunakan secara luas di masyarakat. Pada tahun 2019, sebuah PC seharga US$ 1000 akan setara dengan kemampuan komputasional otak manusia. Komputer semakin mudah dioperasikan, tidak terlihat dan menempel dimana saja. Virtual reality sudah dalam tiga dimensi. Sebagian besar interaksi dengan computer sudah melalui isyarat tubuh (gesture) dan komunikasi ucapan bahasa alami dua arah.
Lingkungan realistis yang mencakup segala hal (audio, visual, dan fisik) membuat manusia mampu melakukan sesuatu secara virtual dengan manusia lain, meskipun ada batasan secara fisik. Manusia mulai memiliki hubungan dengan personalitas otomatis, seperti teman dan guru. Gambar di bawah ini mengilustrasikan bagaimana komputer sudah menempel di pakaian dan bisa berkomunikasi dengan manusia secara real time. Komputer yang sangat kecil bisa ditempelkan di dasi dan tidak terlihat. Jika dasi tersebut kurang rapat maka komputer akan menginformasikan ”I am tied too loosely. Please tighten”. Ketika dompet hilang, komputer yang menempel di jaket akan menginformasikan ”Wallet gone! Wallet gone!”.
Sebagian prediksi pada tahun 2009 sudah mulai terwujud. Perangkat komputer yang semakin kecil dalam genggaman, seperti PDA (Personal Digital Assistant) dan smartphone, sudah banyak digunakan secara komersil dengan harga terjangkau. VerbMobil dan MATRIX adalah dua contoh lain yang berusaha mewujudkan prediksi tahun 2009 tentang telepon dengan terjemahannya (translating telephone).
a.      Speech technology
Pada masa permulaan, telekomunikasi dilakukan menggunakan media dan teknologi yang
sangat sederhana. Telekomunikasi saat itu sangatlah sulit sehingga hanya bisa dilakukan oleh kalangan tertentu (kebanyakan militer), membutuhkan waktu yang lama, biaya sangat mahal, jangkauan yang relatif pendek (belum bisa antar daratan yang terpisah lautan) dan tidak alami (karena hanya mengandalkan pandangan mata manusia). Pada masa telekomunikasi elektrik, media dan teknologi semakin modern. Telekomunikasi menjadi sangat mudah (bisa dilakukan siapa saja), cepat (real time), lebih murah, jangkauan yang sangat luas sehingga bisa dilakukan antar daratan yang terpisah lautan. Pada masa telekomunikasi berbasis komputer, teknologi yang digunakan semakin canggih sehingga jauh lebih mudah, cepat, dan menjangkau seluruh pelosok dunia. Telekomunikasi sudah bisa menghilangkan batasan lokasi sehigga dunia terasa semakin sempit. Seorang yang tinggal di Finlandia bisa berkomunikasi dengan orang lain yang hidup di Jepang. Tetapi, masih ada dua tantangan besar yang harus dihadapi, yakni bahasa dan biaya.
Terdapat sekitar 6500 bahasa yang digunakan manusia di seluruh dunia. Apalah artinya teknologi telekomuniasi modern yang menjangkau seluruh dunia jika tidak semua orang mampu menguasai bahasa yang sama (meskipun bahasa Inggris sudah dianggap bahasa internasional). Bagi masyarakat di negara sedang berkembang, biaya komunikasi antar negara masih terasa mahal. Oleh karena itu, para ahli terus berusaha mengembangkan teknologi telekomunikasi yang bisa menjawab kedua tantangan tersebut. Sudah sejak lama para pakar mengembangkan speech technology untuk keperluan tersebut. Speech technology meliputi automatic speech recognition atau speech to text (mengenali apa yang diucapkan manusia atau mengubah suara menjadi teks), speaker recognition (mengenali siapa yang berbicara), speech synthesis atau text to speech (mengubah teks menjadi suara), dan bagaimana cara pengucapannya (mengenali intonasi dan emosi pembicara). Hingga saat ini sudah banyak teori, software maupun hardware berbasis speech technology yang dihasilkan oleh para ahli secara personal maupun melalui lembaga riset. Satu hasil yang sangat penting adalah Speech to Speech Machine Translation (S2SMT) yang merupakan istilah umum yang digunakan untuk sistem translating telephone. Ide dasar S2SMT adalah mengenali suara manusia (apa yang diucapkan) menggunakan automatic speech recognition (ASR) sehingga suara manusia bisa diubah menjadi teks, menerjemahkan teks yang dihasilkan ke dalam bahasa lain yang diinginkan menggunakan Machine Translation, dan mengubah teks hasil terjemahan tersebut menjadi suara menggunakan text to speech. Gambar berikut ini adalah ilustrasi dari S2SMT.
Riset dan pembangunan S2SMT membutuhkan waktu lama dan biaya sangat besar. Suatu institusi riset seperti Advanced Telecommunication Research (ATR) yang berlokasi di Kyoto Jepang membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun dan biaya milyaran dolar Amerika untuk melakukan riset dan membangun S2SMT yang diberi nama MATRIX. Saat ini MATRIX sudah bisa mengakomodasi 30.000 kata untuk penerjemahan bahasa Inggris-Jepang. Contoh lainnya adalah Verbmobil yang dibangun di Jerman. Verbmobil mampu menerjemahkan bahasa Inggris-Jerman dengan akurasi yang baik meskipun di lingkungan yang bising (seperti di bandara). Verbmobil juga dilengkapi dengan system pengambilan kesimpulan dari dialog yang dilakukan. AT&T juga berhasil mengembangkan S2SMT untuk Call Center yang mampu menangani penerjemahan bahasa Inggris-Spanyol dan Inggris-Jepang.
Bagaimana dengan speech technology untuk bahasa Indonesia? Sangat sedikit ahli yang berminat dalam bidang ini. Hasil riset pertama di bidang ini adalah IndoTTS, sebuah software yang bisa mengubah teks ke suara dalam bahasa Indonesia, yang dipublikasikan pada tahun 2000 . Riset yang lebih serius pada bidang ini dimulai pada tahun 2003 dimana TELKOMRisTI bekerjasama dengan ITB dan ATR Jepang membangun Dumb and Deaf Telecommunication Systems (DDTS). Sistem DDTS diaplikasikan pada layanan Emergency Call. DDTS memungkinkan seorang yang bisu dan tuli bisa berkomunikasi melalui komputer (mengetikkan dan membaca teks), sedangkan operator Emergency Call berkomunikasi melalui handset telepon (berbicara dan mendengar). Pada tahun 2005 TELKOMRisTI bekerjasama dengan STT Telkom dan ATR Jepang membangun basis data suara dan basis data teks bahasa Indonesia yang nantinya akan digunakan untuk membangun Large Vocabulary Continuous Speech Recognition (LVCSR) yang sanggup mengenali lebih dari 30.000 kata. Kedua basis data tersebut adalah yang pertama di Indonesia.
Bagaimana speech technology bisa mengurangi biaya telekomunikasi di masa depan? Pada gambaran S2SMT di atas, data yang dilewatkan antar server adalah text yang ukurannya bisa 200 kali lebih kecil dibandingkan voice. Saat ini, hampir semua percakapan telepon menggunakan data berbentuk voice yang berukuran 8 kilo bits per second (Kbps). Jika ucapan kata ”lima” yang diucapkan selama satu detik bisa diubah menjadi teks (dimana satu huruf adalah 8 bit), maka ukuran teks hanya 32 bit per detik. Tetapi, masih banyak masalah yang harus diselesaikan. Pertama, hingga saat ini speech technology hanya bisa dijalankan di sisi server. Belum ada perangkat telekomunikasi di sisi client (handphone maupun fixed phone) yang menyediakan processor berkecepatan tinggi dan memori besar untuk menjalankan S2SMT. Kedua, speech technology masih membutuhkan riset lebih lanjut untuk menjamin performansinya (akurasi dan kecepatan) layak dipakai secara komersial. Ketiga, komunikasi mungkin akan kurang natural karena suara pembicara harus disintesis menggunakan mesin.
BAB II
PENJELASAN

2.1 Perkembangan Telekomunikasi di Indonesia
Sejak Amerika Serikat meluncurkan ‘The National Infrastructure Information’-nya pada tahun 1991, banyak negara industri lain di dunia bergegas menyusul dengan meluncurkan kebijakan-kebijakan infrastruktur komunikasinya. Dalam kurun waktu lima tahun setelah itu, negara-negara Eropa seperti Perancis, Denmark, Inggris, Jerman, dan lainnya merancang dan mempublikasikan kebijakan-kebijakan superhighways informasi mereka. Inggris menamai programnya dengan ‘The In formation Society Initiative’ dan Jerman ‘The Info 2000’. Di Asia, Jepang menampilkan kebijakan serupa pada tahun 1994 (Yuliar, dkk, 2001: 162-163).
Tak lama kemudian, yakni tahun 1996, negara-negara di wilayah Asia Tenggara pun tidak mau ketinggalan meluncurkan kebijakan-kebijakan infrastruktur komunikasi- informasi mereka, seperti Filipina dengan ‘Tiger’, Malaysia dengan ‘Multimedia Super Coridor’ dan Singapura dengan ‘Singapore-ONE’. Pada awal tahun 1997, Indonesia meluncurkan kebijakan infrastruktur superhighways informasi yang diberi nama ‘Nusantara 21’, yang selanjutnya dikuatkan dengan dikeluarkannya Keppres No. 30 tahun 1997 mengenai Pembentukan Tim Koordinasi Telematika Indonesia, yang bertugas mengkoordinasikan pengembangan pembangunan dan pemanfaatan telematika di Indonesia (Yuliar, dkk, 2001: 162-163)
Namun demikian, menurut Yuliar, dkk (2001: 172), kebijakan infrastruktur dalam proyek ‘Nusantara 21’ masih dipengaruhi kepentingan pemerintah, seperti dicerminkan dari hubungannya dengan kebijakan pertahanan dan keamanan, persatuan dan kesatuan Indonesia, ketahanan nasional, dan Wawasan Nusantara. Begitu pula peran pemerintah masih sangat dominan melebihi pihak-pihak lain, misalnya swasta dan masyarakat, dengan adanya Tim Koordinasi Telematika Indonesia, berdasarkan Keputusan Presiden No.30/1997, yang melibatkan 14 menterinya, yaitu 1 menteri koordinator, 8 menteri departemen, dan 5 menteri negara, namun tidak melibatkan pihak-pihak di luar pemerintahan. Dengan demikian ‘Nusantara 21’ mencerminkan warna sentralisasi yang masih sangat kuat dan nuansa demokratisasi kurang diperhatikan. Akibatnya visi ‘Nusantara 21’ yang awalnya dikenalkan secara top down sebagai simbol yang mengemas kerangka pembangunan infrastruktur pemerintah Orde Baru tersebut lengser mengikuti lengsernya pemerintahan Orde Baru. Selain itu krisis ekonomi, sosial, dan politik pada tahun 1997 serta bangkitnya semangat otonomi daerah mengikis proyek ‘Nusantara 21’ yang dinilai sangat kental bernuansa sentralistik.
Secara konseptual, ‘Nusantara 21’ adalah sebuah visi nasional yang memperjuangakan bsnagsa Indonesia untuk memasuki kancah persaingan ekonomi global di abad 21. Sebagai kebijakan, infrastruktur informasi ‘Nusantara 21’ tidak telepas dari visi Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, serta pertahanan dan keamanan, yang telah muncul sejak adanya konsep satelit telekomunikasi Palapa 16 Agustus 1976. Bahkan ‘Nusantara 21’ lebih terlihat sebagai pemutakhiran dari proyek Palapa, dengan tetap menggunakan pendekatan pada nilai-nilai pemersatuan seluruh Nusantara sebagai negara kepulauan. Dengan demikian, secara paradigmatis, tidak ada sesuatu yang relatif baru dari proyek ‘Nusantara 21’ bagi pembangunan infrastruktur komunikasi Indonesia dibanding proyek satelit palapa sebelumnya.
Dari sisi teknologi, sebelum satelit Palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat teresterial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau, kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut). Tetapi sistem SKKL itupun masih mahal dan sulit untuk dipergunakan. Setelah satelit Palapa mengorbit, jangkauan telekomunikasi Indonesia dapat menjangkau seluruh nusantara, kecuali beberapa daerah blank spot. Satelit Palapa yang diluncurkan waktu itu tidak hanya dapat digunakan untuk telepon, namun juga dapat dimanfaatkan untuk pengiriman faksimili, telex, telegram, videotext, dan berbagai informasi dalam bentuk lain, termasuk di bidang penyiaran (broadcasting), serta sistem cetak jarak jauh bagi suratkabar. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang dimuali dari peluncuran Satelit Palapa berdampak positif  bagi penanaman investasi asing. Sebelumnya pada inverstor enggan melirik Indonesia karena buruknya infrastruktur telekomunikasi yang ada di tanah air.

2.2  Perangkat Telekomunikasi
a)      Telepon
Telepon adalah alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik. Umumnya penemu telepon adalah Alexander Graham Bell, dengan telepon pertama dibuat di Boston, Massachusetts, pada tahun 1876. Tetapi, penemu Italia Antonio Meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849, dan pada September 2001, Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta telepon oleh kongres Amerika, dan bukan Alexander Graham Bell.
            Pada dasarnya perkembangan telekomunikasi di Indonesia khususnya dalam telepon, telah dikuasai asing sejak zaman kolonial yaitu saat di mana Telkom baru berdiri. Indosat pun sejak awal lahirnya pada 1967 tidak luput dari peran pemodal asing. Baru pada 1980 pemerintah Indonesia mengambil alih seluruh saham Indosat, sehingga menjadi BUMN.
Namun, ternyata asing kembali lagi bermain pada 1993. Saat itu, kebijakan pemerintah RI menempatkan Telkom dan Indosat sebagai dua penyelenggara telekomunikasi lokal yang melakukan praktik monopoli. Karena keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah maupun operator telekomunikasi, maka pembangunan infrastruktur telekomunikasi khususnya jaringan telekomunikasi tetap (fixed wireless) lokal saat itu dilakukan melalui pengikutsertaan modal asing.
UU No. 3/1989 tentang Telekomunikasi dan PP No. 8/1993 serta Kepemenparpostel No. 39/1993 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi Dasar memungkinkan kerja sama antara Telkom atau Indosat dengan perusahaan lain dalam penyelenggaraan jasa telekomunikasi dasar.
Ketiga regulasi itu menetapkan bahwa kewajiban kerja sama antara badan penyelenggara dan badan lain dalam penyelenggaraan telekomunikasi dasar dapat berbentuk usaha patungan (join venture), kerja sama operasi (KSO) atau kontrak manajemen (KM).
Memang benar seperti dinyatakan dalam PP No. 20/1994 tentang pemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka PMA: penanaman modal bidang usaha telekomunikasi dapat dilakukan oleh penanam modal asing patungan asal kepemilikan peserta Indonesia minimal 5% dari seluruh modal yang disetor. Akan tetapi, dalam schedule of commitment traktat multilateral WTO, Indonesia menyatakan bahwa kepemilikan asing atas saham penyelenggara jasa telekomunikasi dasar dapat sampai 35%.
Pada jasa telekomunikasi bergerak, sesuai dengan UU No. 3/1989, dewasa ini penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak adalah perusahaan lain baik asing atau lokal yang bekerja sama secara patungan dengan Telkom atau Indosat atau kedua-duanya.
Dari hal tersebut, lahirlah operator-operator seluler baru seperti Satelindo (patungan antara Indosat, Telkom, dengan operator GSM di Jerman DeTeMobil) dan Telkomsel (patungan antara Telkom, Indosat, PTT Telecom Netherlands dan Setdco Megacell Asia)
Hal yang berbeda dilakukan XL, karena operator tersebut lahir tanpa ada dua perusahaan incumbent baik Telkom dan Indosat di dalamnya, sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 3/1989.
Mulai dekade 2000-an, banyak bermunculan operator baru baik seluler atau pun telepon nirkabel tetap seperti Mobile-8 Telecom, PT bakrie Telecom, PT Natrindo Telepon Seluler, PT Hutchison CP Telecommunication, PT Smart Telecommunication, dan PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia.
Kebanyakan operator baru tersebut lebih mengandalkan tarif untuk menggenjot pemasaran dibandingkan dengan memperluas dan meningkatkan kualitas jaringan. Sebagian besar malah tidak memiliki base transceiver station melainkan menumpang di menara telekomunikasi milik operator lain yang sudah lama berdiri.
Pada 2004, telah mulai muncul operator 3G, meski pemberian lisensinya sedikit kontroversial. Pemerintah telah memberikan izin secara gratis dengan harapan memperoleh pendapatan secara bertahap seiring berkembangnya operator 3G. Izin layanan 3G pertama diberikan kepada PT Cyber Access Communication (CAC) pada 2003 setelah menyisihkan sebelas peserta lainnya dalam sebuah beauty contest.
CAC yang pada Februari lalu 60% sahamnya diambil alih oleh Hutchinson mendapatkan alokasi pita lebar 15 Mhz. Alokasi frekuensi yang diterima CAC merupakan yang terbesar dibandingkan dengan operator lain.
Lisensi untuk 3G melalui beauty contest ini bisa jadi merupakan yang pertama sekaligus yang terakhir dalam sejarah industri telekomunikasi di Tanah Air. Hal ini karena pemerintah segera membuat kejutan pada kuartal pertama 2004 dengan memberikan lisensi kepada Lippo Telecom dengan pita lebar 10 Mhz.
Sementara pada periode 1999-2003 izin untuk menyelenggarakan layanan telekomunikasi pada spektrum frekuensi layanan generasi ketiga (1.900 Mhz-2.100 Mhz) juga meluncur. Lisensi tersebut diantaranya untuk PT Wireless Indonesia, Indosat Starone, Telkom Flexi, dan Primasel masing-masing dengan pita lebar 5 Mhz.
Izin untuk layanan seluler CDMA-EVDO maupun CDMA-1X inilah yang belakangan menimbulkan tumpang tindih dengan pita frekuensi yang hendak digunakan untuk layanan generasi ketiga Wideband CDMA. Hal ini karena baik 3G dengan teknologi Wideband CDMA dan CDMA menggunakan frekuensi yang saling berkomplementer.
Layanan generasi ketiga Wideband CDMA dalam spektrum frekuensi di Indonesia bekerja pada pita 1.920 Mhz hingga 1.980 Mhz. Sementara CDMA1X bisa beroperasi pada pita 1.930 Mhz hingga 1.990 Mhz. Standar ITU mensyaratkan 3G hanya bisa bekerja pada spektrum yang terbatas yakni 60 Mhz.

b)     Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
            Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi media komunikasi seperti sekarang ini. Dr. Lee De Forest (1873-1961) dari AMerika Serikat dapat dianggap sebagai pelopor di dalam penemuan radio. Radio berhasil ditemukan pada tahun 1916. Oleh karena itu, ia dijuluki sebagai “The Father of Radio”. Walaupun Demikian Gugliermo Marconi yang terkenal dengan penemuan telegraf tanpa kawat, telah merintis penemuan teknologi radio sejak tahun 1894.
            Ketika itu, ia membaca eksperimen Heinrich Rudolf Hertz (1857-1894) seorang ahli Fisika berkebangsaan Jerman yang menemukan gelombang elektromagnetis dalam suatu majalah Italia.Pada tahun 1895, Marconi mengadakan eksperimen dengan menggunakan dasar pengetahuan dari penemuan Hertz. Dalam eksperimennya, ia berhasil menerima sinyal tanpa kawat dalam jarak satu mil dari sumbernya. Eksperimen lain yang dilakukan tahun 1896 yakni mengirimkan sinyal –sinyal tersebut dan dapat diterima dalam jarak delapan mil. Penemuan inilah yang kemudian dikembangkan oleh Dr. Lee De Forest. Forest juga memperkenalkan lampu vakum (vaccum tube) untuk dapat menyiarkan suara yang masuk. Lampu masuk itu dipergunakan pada tahun 1906.
            Di bidang teknologi, usaha untuk menyempurnakan radio siaran telah dirintis oleh Prof. E.H. Amstrong dari Universitas Columbia pada tahun 1933. Ia memperkenalkan sistem Frequency Modulation (FM) sebagai penyempurnaan Amplitude Modulation (AM) yang biasa digunakan dalam radio.  Dengan sistem yang baru itu, para pendengar memperoleh beberapa manfaat sebagai berikut :
·    Dapat menghilangkan interferensi (gangguan, pencampuran) yang disebabkan oleh cuaca, bintik-bintik marahari, atau alat listrik
·    Dapat menghilangkan interferensi yang disebabkan oleh dua stasiun yang bekerja pada gelombang yang sama.
·    Menghasilkan suara yang lebih baik.
            Sementara itu, perkembangan radio di Indonesia juga mengalami proses yang sangat panjang, yaitu dari zaman kekuasaan Hindia Belanda, zaman pendudukan Jepang, dan berikutnya zaman Indonesia Merdeka. Pada zaman kekuasaan Hindia Belanda, radio mulai berkembang di Indonesia. Radio yang pertama muncul di Indonesia yaitu Bataviasche Radio Vereeniging (BRV) di Jakarta (batavia). BRV secara resmi berdiri pada tanggal 16 Juni 1925. Sejak BRV berdiri, muncul radio siaran lainnya seperti Nederlandsch Indishce Radio Omroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung, dan Medan. Di Surakarta berdiri Solossche Radio Vereeniging (SRV) dan di Yogyakarta berdiri radio Mataramse Vereeniging voor Omroep (MAVRO). SRV dapat dipandang sebagai pelopor munculnya radio siaran yang diusahakan oleh bangsa Indonesia. SRV didirikan oleh Mangkunegara VII dan Sarsito Mangunkusumo pada tanggal 1 April 1933. Kemudian pada tanggal 29 Maret 1937, atas usaha M. Sutarjo Kartohadikusumo dan Sarsito Mangunkusumo berdirilah Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) di Bandung. Tujuan PPRK adalah berupaya memajukan kesenian dan kebudayaan nasional guna kemajuan rohani dan jasmani masyarakat Indonesia.
            Sedangkan pada zaman pendudukan Jepang, perkembangan radio mengalami kemunduran. Pemerintah pendudukan Jepang mengatur penyelenggaraan radio siaran secara ketat. Penyelenggaraan radio siaran diatur oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, dan merupakan radio siaran yang berkedudukan di Jakarta. Cabang-cabangnya dinamakan Hoso Kyoku, terdapat di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang.
Pada waktu itu semua siaran radio diarahkan untuk kepentingan militer Jepang. Akan tetapi, selama pendudukan Jepang kebudayaan dan kesenian mengalami kemajuan yang sangat pesat. Rakyat mendapat kesempatan yang sangat banyak untuk mengembangkan kebudayaan dan kesenian. Kesempatan ini menyebabkan pula munculnya seniman-seniman pencipta lagu-lagu Indonesia baru.
            Pada masa, Indonesia merdeka, perkembangan radio mengalami perkembangan kemajuan yang sangat pesat. Orang-orang yang berkecimpung di bidang radio menganggap penting untuk mengorganisasikan radio siaran. Pada tanggal 10 September 1945 para pemimpin radio dari seluruh Jawa berkumpul di Jakarta untuk membicarakan masalah tersebut. Pada tanggal 11 September 1945, para pemimpin radio sepakat untuk mendirikan radio siaran yang bernama Radio Republik Indonesia (RRI).  Ketika didirikan, RRI memiliki 8 stasiun radio siaran yang terdapat di delapan kota di Jawa (bekas Hoso Kyoku).

c)   Jaringan komputer (Lokal Area Network “LAN” dan Internet)
Jaringan komputer adalah sebuah sistem komunikasi data yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya. Pengertian data disini adalah informasi digit biner. Tujuan dari jaringan komputer adalah:
  • Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, harddisk
  • Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting
  • Akses informasi: contohnya web browsing
            Komputer saat ini merupakan komponen yang sangat penting dalam menyelesaikan proses sistem administrasi perkantoran. Di Indonesia perkembangan penggunaan komputer sudah sangat men-generalisir. Hal ini bisa kita lihat bagaimana percepatan arus informasi baik dari dalam maupun dari luar kantor. Data yang kita buat atau diperoleh dari luar mungkin diperlukan tidak hanya untuk sendiri, tetapi seringkali dibutuhkan/diperlukan untuk proses yang selanjutnya oleh pengguna komputer lainnya, sehingga dapat menghasilkan informasi baru, dan data informasi ini selanjutnya diproses oleh user berikutnya dan begitu selanjutnya hingga proses data final yang selanjutnya data tersebut didistribusikan. Pengolahan data secara terpisah-pisah pada banyak Personal Computer (PC) dirasa memperlambat efektivitas kerja, disamping pemborosan dari segi software dan hardware. Untuk itu dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat mendistribusikan data dengan cepat dan mengolah data tersebut pasa masing-masing pengguna komputer, dan sistem itu disebut dengan jaringan komputer. Jaringan komputer merupakan gabungan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi. Gabungan teknologi ini melahirkan pengolahan data yang dapat didistribusikan mencakup pemakaian database, software aplikasi, dan peralatan hardware secara bersamaan, untuk membantu proses otomatisasi perkantoran dan peningkatan kearah efisien kerja. Jaringan komputer terbagi menjadi dua bagian, yakni jaringan komputer yang bersifat lokal (Local Area Networ “LAN”) dan jaringan komputer global (Interconnections Network “Internet”)
            Jaringan komputer LAN merupakan jaringan komputer lokal yang menghubungkan antara user (perangkat komputer) yang satu dengan yang lain di dalam suatu tempat atau wilayah yang terbatas/tertentu. Jaringan LAN inilah yang dapat menyatukan jaringan informasi data dari dalam kantor, antar gedung, kota, dan bahkan menyatukan seluruh wilayah dam satu negara dalam hal penginformasian data. Sistem jaringan LAN adalah solusi yang tepat untuk system information management (SIM) disebuah perkantoran/perusahaan modern, singkat kata dengan LAN dapat menghubungkan sejumlah komputer (PC), sehingga dapat mengakses ke komputer dan periferal/perangkat keras lainnya seperti printer dan harddisk, bahkan sekarang ini dapat diintegrasikan dengan perangkat mesin atau peralatan telekomunikasi lainnya.
            Jaringan komputer global atau Internet merupakan jaringan komputer yang menghubungkan jaringan komputer LAN dari suatu tempat atau wilayah tertentu dengan wilayah atau tempat lainnya, bahkan seluruh dunia dapat disatukan melalui internet ini, sehingga ada opini mengatakan bahwa “dunia itu akan semakin dekat dan sempit dengan adanya jaringan komputer global atau internet ini” . Jaringan komputer ini adalah gabungan antara sistem informasi data digit biner dengan sistem telekomunikasi telepon dan sistem gelombang radio (wireless). Sekarang ini tidak hanya komputer saja yang bisa mnggunakan jaringan internet, akan tetapi media kovergensi seperti smartphone juga dapat mengakses sistem informasi data itu. Teknologi telekomunikasi dalam internet, yang menghadirkan beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya. Saat ini terjadi persaingan yang ketat antara 2 teknologi komunikasi yaitu selular dan FWA (fixed Wireless Access). Adapun perkembangan teknologi komunikasi terutama teknologi selular sudah di mulai sejak pertengahan tahun 90 an dengan mengusung teknologi 1G (Generasi Pertama) dengan menggunakan teknologi AMPS (Advance Mobile Phone System). Dimana teknologi AMPS ini pertama kali dipergunakan oleh pihak militer di Amerika Serikat.
            Dalam kurun waktu 10 tahun sejak lahirnya AMPS sudah terjadi perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai penemuan atau inovasi teknologi komunikasi dan , akhir tahun 90 an muncullah teknologi 2G (Generasi Kedua). perbedaan utama dari teknologi G1 dan G2 adalah g1 masih menggunakan sistem Analog sedangkan G2 sudah menggunakan sistem Digital. Teknologi 2G dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu TDMA (time division multiple access) dan CDMA (code division multiple access). TDMA sendiri berkembang ke dalam beberapa versi, yaitu GSM di Eropa, IDEN di Amerika, PDC di Jepang. Sedangkan CDMA berkembang pesat di AS dan Kanada. Kemampuan mencolok teknologi 2G adalah tidak hanya dapat digunakan untuk telpon,(voice)  tetapi juga untuk mengirim SMS (Short Message Service) yaitu mengirim pesan singkat dengan menggunakan text.Dengan adanya kehadiran teknologi generasi kedua, maka muncullah telnologi selular yg baru yaitu, GSM (Global System for Mobile communications) Suatu sistim komunikasi wireless 2G. Frekuensi yang dapat digunakan dalam GSM adalah 850Mhz, 900Mhz, 1800Mhz dan 1900Mhz.  Generasi selular kedua yang mempebaharui generasi pertama dalam bidang teknologinya yaitu digital, yang pada teori dasarnya merupakan pembaharukan dalam bidang transfer data, contohnya adalah GSM (menggunakan protokol CSD, HSCSD, GPRS dan EDGE) dan cdmaOne.Dengan adanya teknologi Generasi Kedua ini membuat perkembangan teknologi semakin cepat dengan menghadirkan berbagi kelebihan/fitur yang ditawarkan teknologi generasi kedua ini selain mengirim SMS dan voice. Tapi semua kelebihan ini juga masih belum memuaskan para ahli untuk mengembangkan teknologi yang lebih bagus dengan segala kelebihannya dri teknologi terdahulu (generasi pertama dan kedua).
            Maka awal tahun 2000 an muncullah teknologi generasi 2.5 (2.5 G) yang mempunyai kemampuan transfer data yang lebih cepat. Yang terkenal dari generasi ini adalah GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) Suatu protokol yang mengatur cara kerja transfer data pada sistim wireless GSM. Dalam teorinya kecepatan transfer data EDGE dapat mencapai 384 Kbps. Teknologi 2G ada perbaikan cukup signifikan, sehingga muncullah variannya, yaitu 2.5G dan 2.75G. Varian ini tidak dibuat oleh konsorsium, tetapi sebagai strategi pemasaran oleh beberapa pabrik ponsel. Ciri khas teknologi 2.5G (generasi dua setengah) adalah teknologi GPRS (global package radio service) yang dapat digunakan untuk berkirim data dalam jumlah besar, tidak seperti SMS yang hanya dapat mengirim dan menerima alfa numerik saja. Generasi 2.5G ini ada juga yang menamakannya dengan generasi 2.75G, karena lebih dekat dengan teknologi 3G. Teknologi 2.5G (atau 2.75G) ini, di sistem GSM disebut sistem EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) sedang pada sistem CDMA disebut dengan CDMA 2000 1x. Keduanya memiliki kecepatan transfer data mendekati 144KB/detik. Evolusi dan perkembangan teknologi komunikasi ini tidak berhenti sampai disini, Negara-negara besar di Dunia baik itu Eropa, Asia & Amerika secara berlomba-lomba mengembangkan inovasi dan penelitian untuk menghadirkan teknologi yang mutakhir. Setelah adanya teknologi Generasi Pertama, Kedua dan teknologi 2.5 G, maka disusul kemudian dengan Generasi Ketiga (3G) yang menawarkan kelebihan yg lebih baik lagi baik dari segi kemampuan fitur dan Transfer Data dengan memiliki kecepatan Transfer data lebih cepat dari sebelumnya dalam menghadirkan layanan yang sangat dibutuhkan oleh pelanggan
BAB III
PENUTUP

Sejarah perkembangan telekomunikasi memberikan banyak pelajaran bagi kita. Pertama, telekomunikasi selalu berawal di Eropa dan Amerika. Pada masa permulaan, berbagai ide kreatif tentang telekomunikasi bisa muncul akibat adanya perang berkepanjangan.
Pembangunan jaringan telekomunikasi secara besar-besaran menggunakan media api, asap maupun semaphore digunakan untuk keperluan militer. Disamping itu masyarakat Eropa dan Amerika juga memiliki daya kreativitas sangat tinggi, kerja keras yang luar biasa, dan penghargaan negara terhadap suatu penemuan sungguh luar biasa. Dalam berbagai buku autobiography, Alexander Graham Bell dan Thomas Alva Edison harus bekerja larut malam untk melakukan ratusan bahkan ribuan percobaan sebelum menghasilkan penemuan-penemuannya. Hingga hari ini, sebagian besar produk teknologi telekomunikasi dihasilkan oleh Amerika dan Eropa: Finlandia (Nokia), Swedia (Ericcson), Norwegia (Arsitektur dan software untuk wireless communication), Jerman (Siemens). Negara-negara tersebut memang memiliki sistem pendidikan yang sangat kondusif bagi tumbuhnya kreativitas dan sikap bekerja keras.
Pelajaran penting lainnya adalah keterlibatan orang-orang muda berusia 20-an sebagai pelopor perkembangan telekomunikasi. Alexander Graham Bell dan Thomas Watson, sebagai penemu telepon, keduanya berusia 29 dan 22 tahun. Thomas Alva Edison, sejak berusia 20-an, sudah menghasilkan beragam penemuan tentang telegraph dan menghasilkan perbaikan konsep telepon hasil penemuan Graham Bell . Sistem perekam suara (voice recorder) dan bola lampu adalah dua penemuan sangat penting yang dihasilkan oleh Thomas Alva Edison. Dalam usia 33 tahun, Thomas Alva Edison sudah menjadi orang terkaya di Amerika pada saat itu. Selama hidupnya, tercatat 1093 paten atas namanya . Kasus terbaru yang kita lihat saat ini adalah dua search engine, Yahoo dan Google, yang dibangun oleh beberapa orang mahasiswa yang juga masih sangat muda.
Pada era internet ini, warga negara manapun memiliki peluang yang sama untuk menghasilkan kreativitas yang luar biasa. Setiap bagsa memiliki akses yang sama ke internet. Masalahnya terletak pada kemauan untuk bekerja keras. Thomas Alva Edison mengatakan: ”Jenius adalah satu persen inspirasi dan sembilan puluh sembilan persen kerja keras”.   
Di masa depan, speech technology akan menjadi bidang kajian sangat penting bagi dunia telekomunikasi. Universitas-universitas riset bertaraf internasional di banyak Negara berusaha melakukan riset bidang speech technology untuk bahasanya masing-masing.
Sebagai institusi pendidikan yang bercita-cita menjadi research university berkelas internasional pada tahun 2017, STT Telkom sudah mulai menyiapkan segala keperluan ke arah tersebut. Beberapa hasil riset sudah dipublikasikan di tingkat internasional, kerjasama dengan institusi internasional juga sudah dilakukan, peningkatan kualitas dosen juga terus menerus dilakukan. Sepuluh tahun yang akan datang, mungkin saja speech technology berbahasa Indonesia atau bahkan berbahasa Sunda akan berhasil diwujudkan oleh mahasiswa atau profesor dari STT Telkom yang berlokasi di Dayeuh Kolot. Jika speech technology tersebut digabungkan dengan S2SMT, maka seorang pengusaha berbahasa Sunda bisa berkomunikasi dengan pembeli yang berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Sebagaimana yang dilakukan para pelopor telekomunikasi, kunci dari semua penemuan teknologi adalah kerja keras. Semoga STT Telkom berhasil mewujudkannya.

Daftar Pustaka

·      AT&T Knowledge Ventures, 2007, “Inventing the Telephone”, http://www.corp.att.com/history/inventing.html.
·      Wikipedia the free encyclopedia, 2007, “History of telecommunication”, http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_telecommunication.
·      J. B. Calvert, 2000, “The Electromagnetic Telegraph”, http://www.du.edu/~jcalvert/tel/morse/morse.html.
·      Mary Joseph’ 2004, “Scientist of the World: Alexander Graham Bell”, Early Learner Publication Sdn, Bhd.
·      Mary Joseph’ 2004, “Scientist of the World: Thomas Alva Edison”, Early Learner Publication Sdn, Bhd.
·      Ray Kurzweil, 1999, “The age of Spiritual Machines: When Computers Exceed Human Intelligence”. Viking Penguin, a division of Penguin Putnam Inc., United Kingdom.
·      Arry Akhmad Arman. 2005. “The Indonesian Text to Speech”, http://lss.ee.itb.ac.id/~aa/indotts/
·      Sakriani Sakti, Arry Akhmad Arman, Satoshi Nakamura, Paulus Hutagaol. 2004. “The Indonesian speech recognition for hearing and speaking impaired people”. INTERSPEECH-2004, pp. 1037-1040.
·      Eka Kelana. 2004. “Development of a Telecommunication System for Dumb and Deaf People”, AIC 2004, Kuala Lumpur, Malaysia.
·      Sopandi, Dede. Jaringan Komputer. 2005. Bandung: Informatika.
·      Foto:https://www.ubu.org.uk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar